Rabu, 17 Juni 2015
VISKOSITAS YANG KITA TEMUI
Teori Dasar Viskositas merupakan suatu sifat fluida yang mendasari
diberikannya tahanan terhadap tegangan geser oleh fluida tersebut.
Viskositas sering diartikan sebagai kekentalan. Viskositas sebenarnya
disebabkan oleh kohesi dan pertukaran momentum molekuler di antara
lapisan-lapisan fluida dan pada waktu berlangsungnya aliran, efek ini
terlihat sebagai tegangan tangensial atau tegangan geser di antara
lapisan yang bergerak. Akibat adanya gradien kecepatan, akan menyebabkan
lapisan fluida yang lebih dekat pada plat yang bergerak, dan akan
diperoleh kecepatan yang lebih besar dari lapisan yang lebih jauh.
Cairan yang mempunyai viskositas lebih tinggi akan lebih lambat mengalir
didalam pipa dibandingkan cairan yang viskositasnya lebih rendah.
Sebuah benda yang bergerak dalam fluida yang punya viskositas lebih
tinggi mengalami gaya gesek viskositas yang lebih besar daripada jika
benda tersebut bergerak didalam fluida yang viskositasnya lebih rendah.
Tujuan mempelajari viskositas ini adalah memahami bahwa benda yang
bergerak di dalam fluida akan mendapatkan gesekan yang disebabkan oleh
kekentalan fluida tersebut. Selain itu, dapat menentukan koefisien
kekentalan dari fluida. Faktor-faktor yang mempengaruhi viskositas
antara lain adalah koefisien kekentalan zat cair itu sendiri, massa
jenis dari fluida tersebut, bentuk atau besar dari partikel fluida
tersebut, karena cairan yang partikelnya besar dan berbentuk tak teratur
lebih tinggi dari pada yang partikelnya kecil dan bentuknya teratur.
Selain itu juga suhu, semakin tinggi suhu cairan semakin kecil
viskositasnya, semakin rendah suhunya maka semakin besar
viskositasnya. B. Aplikasi Teori Aplikasi dari viskositas adalah
pelumas mesin. Pelumas mesin ini biasanya kita kenal dengan nama oli.
Oli merupakan bahan penting bagi kendaraan bermotor. Oli yang dibutuhkan
tiap-tiap tipe mesin kendaraan berbeda-beda karena setiap tipe mesin
kendaraan membutuhkan kekentalan yang berbeda-beda. Kekentalan ini
adalah bagian yang sangat penting sekali karena berkaitan dengan
ketebalan oli atau seberapa besar resistensinya untuk mengalir. Sehingga
sebelum menggunakan oli merek tertentu harus diperhatikan terlebih
dahulu koefisien kekentalan oli sesuai atau tidak dengan tipe mesin.
Memilih dan menggunakan oli yang baik dan benar untuk kendaraan bermotor
merupakan langkah tepat untuk merawat mesin dan peralatan kendaraan
agar tidak cepat rusak dan mencegah pemborosan. Masyarakat umum
beranggapan bahwa fungsi utama oli hanyalah sebagai pelumas mesin.
Padahal oli memiliki fungsi lain, yakni sebagai pendingin, pelindung
karat, pembersih dan penutup celah pada dinding mesin. Sebagai pelumas
mesin oli akan membuat gesekan antar komponen didalam mesin bergerak
lebih halus dengan cara masuk kedalam celah-celah mesin, sehingga
memudahkan mesin untuk mencapai suhu kerja yang ideal. Viskositas dari
oli sangat diperhitungkan untuk meminimalisir gaya gesek yang
ditimbulkan oleh mesin yang bergerak dan terkontak satu terhadap yang
lain sehingga mencegah terjadinya keausan. Pada permesinan bagian yang
paling sering bergesekan adalah piston, ada banyak bagian lain namun
gesekannya tak sebesar yang dialami piston. Disinilah kegunaan oli. Oli
memisahkan kedua permukaan yang berhubungan sehingga gesekan pada piston
diperkecil. Selain itu, oli juga bertindak sebagai fluida yang
memindahkan panas ruang bakar yang mencapai 1000-1600 derajat celcius ke
bagian lain mesin yang lebih dingin, sehingga mesin tidak over heat
(sebagai pendingin). Pembersih mesin dari sisa pembakaran dan deposit
senyawa karbon yang masuk dalam ruang bakar supaya tidak muncul endapan
lumpur. Teknologi mesin yang terus berkembang menuntut kerja pelumas
semakin lengkap, seperti penambahan anti karat dan anti foam. Semakin
kental oli, maka lapisan yang ditimbulkan menjadi lebih kental. Lapisan
halus pada oli kental memberi kemampuan ekstra menyapu atau membersihkan
permukaan logam yang terlumasi. Sebaliknya oli yang terlalu tebal akan
memberi resitensi berlebih mengalirkan oli pada temperatur rendah
sehingga mengganggu jalannya pelumasan ke komponen yang dibutuhkan.
Untuk itu, oli harus memiliki kekentalan lebih tepat pada temperatur
tertinggi atau temperatur terendah ketika mesin dioperasikan karena
nilai viskositas masing-masing oli akan berkurang jika suhu cairan
dinaikkan. Suhu semakin tinggi diikuti makin rendahnya viskositas oli
atau sebaliknya. Beberapa kriteria yang penting yang harus dipenuhi oleh
oli antara lain : 1. Viskositas harus cukup kental untuk menahan
agar bagian peralatan yang bergerak relatif terpisah, tetapi juga harus
mencegah kebocoran dari segel. 2. Fluida harus cukup pada saat awal
yaitu pada saat peralatan masih dingin. 3. Dapat membentuk film yang
cukup kuat untuk pelumasan perbatasan. 4. Tahan terhadap oksidasi
suhu tinggi. 5. Mengandung deterjen dan dispersan cukup untuk
menyerap endapan atau lumpur yanga terbentuk. 6. Tidak membentuk
emulsi dengan air yang masuk dari segel yang bocor. Dengan tingkat
kekentalan yang disesuaikan dengan kapasitas volume maupun kebutuhan
mesin. Maka semakin kental oli, tingkat kebocoran akan semakin kecil,
namun disisi lain mengakibatkan bertambahnya beban kerja bagi pompa oli.
Oleh sebab itu, peruntukkan bagi mesin kendaraan Baru (dan/atau relatif
baru berumur dibawah 3 tahun) direkomendasikan untuk menggunakan oli
dengan tingkat kekentalan minimum SAE10W. Sebab seluruh komponen mesin
baru (dengan teknologi terakhir) memiliki lubang atau celah dinding yang
sangat kecil, sehingga akan sulit dimasuki oleh oli yang memiliki
kekentalan tinggi. Selain itu kandungan aditif dalam oli, akan membuat
lapisan film pada dinding silinder guna melindungi mesin pada saat
start. Sekaligus mencegah timbulnya karat, sekalipun kendaraan tidak
dipergunakan dalam waktu yang lama. Disamping itu pula kandungan aditif
deterjen dalam pelumas berfungsi sebagai pelarut kotoran hasil sisa
pembakaran agar terbuang saat pergantian oli. Oli jenis mesin diesel ini
memerlukan tambahan aditif dispersant dan detergent untuk menjaga oli
tetap bersih karena menghasilkan kontaminasi jelaga sisa pembakaran yang
tinggi. Sedangkan bila oli yang digunakan sudah tipe sintetik maka
tidak perlu lagi diberikan bahan aditif lain karena justru akan
mengurangi kireja mesin bahkan merusaknya. Tingkat kekentalan oli
disebut Viscosity Grade, yaitu ukuran kekentalan dan kemampuan oli untuk
mengalir pada temperatur tertentu menjadi prioritas terpenting dalam
memilih oli. Kode pengenal oli adalah berupa huruf SAE yang merupakan
singkatan dari Society of Automotive Engineers. Selanjutnya angka yang
mengikuti dibelakangnya, menunjukkan tingkat kekentalan oli tersebut.
Misalnya oli yang bertuliskan SAE 15W-50, berarti oli tersebut memiliki
tingkat kekentalan SAE 10 untuk kondisi suhu dingin dan SAE 50 pada
kondisi suhu panas. Semakin besar angka yang mengikuti kode oli
menandakan semakin kentalnya oli tersebut. Sedangkan huruf W yang
terdapat dibelakang angka awal, merupakan singkatan dari Winter. Dengan
kondisi seperti ini, oli akan memberikan perlindungan optimal saat mesin
start pada kondisi ekstrim sekalipun. Sementara itu dalam kondisi panas
normal, idealnya oli akan bekerja pada kisaran angka kekentalan 40-50
menurut standar SAE.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar